Home

Donasi Login Register
Artikel
Rahmiyanti
pada 9 January 2023 | Kelas Kemerdekaan

DIREKTUR DISKUSI MEMAHAMI DIFERENSIASI MURID MERDEKA

DIREKTUR DISKUSI MEMAHAMI DIFERENSIASI MURID MERDEKA

Semenjak tahun ajaran baru bulan Juli tahun 2022 kemaren, di sekolah saya SMP Negeri 2 Lengayang sepakat melaksanakan kurikulum merdeka untuk kelas VII seperti yang diketahui dalam pelaksanaan kurikulum merdeka murid diharapkan mampu bernalar kritis dan percaya diri hal itu bisa terlihat dari kemampuan murid menginterpretasikan sebuah gagasan dan menarik kesimpulan dari gagasan tersebut serta menjelaskan apa yang disimpulkannya dengan caranya sendiri. Sebagai guru saya merasa memiliki kewajiban untuk memfasilitasi murid-murid saya untuk meningkatkan pemahamannya terhadap materi pelajaran, sebagai guru saya juga menginginkan murid-murid saya bisa memahami materi pelajaran, menurut saya hal yang membuktikan bahwa murid sudah paham dengan apa yang dipelajarinya adalah ketika murid-murid sudah mampu menjelaskan dan mendeskripsikan apa yang dipahaminya baik secara lisan maupun tulisan, tetapi kenyataan yang terjadi adalah sebagian besar  murid-murid saya tidak bisa memahami dan menyimpulkan informasi dengan jelas sehingga mereka tidak mampu mengungkapkan dan menjelaskan apa yang sudah mereka pahami dengan baik.

Pengalaman pertama kali menerapkan kurikulum merdeka terutama dalam menerapkan pembelajaran berdiferensiasi membuat saya perlu belajar lebih banyak lagi, dulu saya mengira bahwa dengan melakukan mengelompokkan murid berdasarakan kesiapan bakat dan minat yang sama berarti sudah melakukan pembelajaran berdiferensiasi, lama kelamaan melakukan hal tersebut saya merasakan perubahan motivasi dan semangat belajar murid-murid saya menjadi berkurang, pembelajarannyapun menjadi lebih lambat bergerak dari jenjangnya karena tidak ada contoh yang lebih maju, dan aktivitasnya kelompok terasa menjadi kaku tidak bermakna dan cenderung membosankan.

Kejadian ini terjadi ketika saya memberikan materi tentang berpikir komputasional, setelah mempelajari bab ini saya berharap murid-murid mampu menerapkan berpikir komputasional Seperti biasa setelah menyepakati tujuan pembelajaran saya mengelompokkan murid-murid berdasarkan karakternya, murid tipe pelajar visual saya kelompokkan sesama visual, begitu juga dengan murid kinestetik dan auditori. Setelah saya berikan pertanyaan lalu saya ajak minta murid tersebut membahas dikelompokknya ternyata sedikit sekali kelompok yang bisa menemukan solusi dan sangat sedikit sekali yang bisa menjelaskan kembali pemahamannya, saya sudah mencoba mengulang ulang menjelaskan materi tersebut, saya kembali menanyakan kepada murid yang belum paham ternyata masih saja ada anak-anak yang tidak mengerti menjawab pertanyaan tersebut, sehingga pada waktu itu saya menghabiskan jam istirahat untuk menjelaskan materi kepada murid-murid saya waktu yang tersedia tidak cukup untuk membuat mereka paham seluruhnya. Kejadian itu membuat saya berefleksi apa yang salah dengan cara mengajar saya mengapa sulit memahamkan murid-murid padahal saya sudah kehabisan energi berusaha membuat murid saya memahami materi yang saya berikan.

Dari kejadian tersebut saya mulai berpikir bagaimana caranya saya bisa menyampaikan materi dan mudah dimengerti oleh murid-murid, saya teringat dulu pernah mengikuti pelatihan yang diselenggarakan oleh sebuah lembaga pelatihan, di pelatihan itu dibentuk beberapa kelompok, masing-masing kelompok dipimpin oleh ketua kelompok, ketua kelompok tersebut diberi nama direktur diskusi, sesuai dengan namanya tugas direktur diskusi adalah untuk memimpin diskusi dan menjelaskan materi kepada teman-teman kelompoknya, selain itu saya juga pernah membaca buku ”Diferensiasi Membuat Belajar Menjadi Bermakna dan Menyenangkan”, dari buku itu saya menemukan inspirasi bagaimana pembentukan kelompok bisa dilakukan tidak hanya dengan mengelompokkan murid dari latar belakang atau profil yang sama, tetapi bisa berdasarkan kemampuan, wawasan serta pengetahuan yang berbeda-beda.

Keesokan harinya di kelas berikutnya saya menyampaikan kembali materi yang sama tentang Berpikir komputasi. Lalu saya mengaplikasikan pengalaman saya dahulu dalam membentuk kelompok, saya memetakan kemampuan murid-murid saya dengan melakukan asesmen diagnosis saya memberikan sebuah pertanyaan, siapa yang bisa menjawab pertanyaan maka murid tersebut saya jadikan sebagai direktur diskusi. Dari sinilah saya bisa melihat keberagamana murid-murid saya, ternyata tidak seluruh murid bisa menjawab pertanyaan, karena materi berpikir komputasi lebih kepada penerapan berpikir secara logika dan bernalar, maka yang paling banyak menjawab adalah murid-murid saya yang laki-laki, lalu saya membentuk kelompok berdasarkan jumlah murid yang mampu menjawab pertanyaan, jika yang berhasil empat orang maka saya membentuk empat kelompok, jika ada lima murid maka saya membagi murid menjadi lima kelompok pula, dengan memvariasikan anggota kelompok murid-murid bisa saling belajar dan memperkaya wawasan, murid yang mampu menjawab pertanyaan tersebut lalu saya beri nama Direktur diskusi.

Setelah mendapatkan direktur diskusi kegiatan selanjutnya adalah membentuk kelompok, untuk mengetahui siapa saja yang akan menjadi anggota kelompok maka saya membuat kesepakatan bersama murid, saya memberikan pilihan kepada murid bagaimana teknik membentuk keompok yang mereka sukai, ada banyak teknik pembentukan kelompok dan murid bebas memilih seperti dengan teknik yang mereka inginkan, seperti teknik berhitung, ukuran sepatu, urutan tanggal lahir dan lain sebagainya kegiatan ini dilakukan untuk membantu menghilangkan kejenuhan murid karena terlalu lama duduk di kursinya, kegiatan membentuk kelompok dengan teknik bervariasi ini juga membantu mengakomodir keberagaman murid, mengakomodir kebutuhan murid yang cenderung kinestetik dan suka bergerak sehingga kembali berkonsentrasi, untuk menghindari kebosanan saya juga mengajak murid untuk melakukan ice breaking kegiatan ini sangat membantu untuk merilekkan pikiran dan membuat keadaan menjali lebih kondusif.

Setelah kelompok terbentuk Direktur diskusi bertanggung jawab memberikan penjelasan kepada teman-teman kelompoknya tentang materi yang sudah murid-murid kuasai sebelumnya, saya bersama murid menyepakai berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh direktur Diskusi untuk menjelaskan materi kepada temannya, selama diskusi berlangsung saya berkeliling dari satu kelompok ke kelompok lain disini saya punya kesempatan mengamati siapa saja yang memerlukan bantuan, saya berusaha untuk tidak mendominasi sambil berkeliling saya memperhatikan semua kelompok, untuk kelompok yang aktif saya berusaha memberikan ruang kepada mereka mengekplorasi apa yang ingin disampaikan dan apa yang ingin ditanyakan oleh anggota kelompoknya. Untuk direktur yang masih malu-malu saya mencoba mengaktivasi dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan pancingan seperti apa yang sudah kamu sampaikan kepada temanmu, apa yang ingin kamu sampaikan dan menawarkan apa yang bisa saya bantu supaya kamu bisa menjelaskan materinya kepada temanmu, pertanyaan-pertanyaan tersebut ternyata efektif untuk mengaktivasi direktur bisa menjelaskan materi kepada teman-temannya, murid-murid saya mulai percaya diri dan berusaha menjawab pertanyaan temannya walaupun dengan semampunya disni saya berusaha membangun keterampilan komunikasi murid-murid.

Setelah sesi diskusi kelas saya mempersilahkan murid untuk menjelaskan dan mempresentasikan pemahamannya terkait materi dan saya memberikan kekebasan kepada murid untuk mempresentasikan sesuai dengan gaya belajarnya masing-masing, murid yang memiliki gaya belajar visual lebih suka memvisualisasikan pemahamannya dengan membuat simbol-simbol di papan tulis, murid yang gaya belajarnya auditori lebih suka memaparkan materi dengan menceritakannnya ada yang berdiri di depan kelas dan ada juga yang hanya duduk dikursinya, untuk murid yang kinestetik lebih menyukai menerangkan dan menyentuh slide yang terpajang di papan tulis, saya juga memberikan kesempatan kepada murid yang tidak setuju dengan pendapat temannya sekaligus meminta pendapat murid tersebut mengapa tidak menyetujui pendapat temannya, saya berusaha memberikan umpan balik dari yang disampaikan murid dengan memberikan pertanyaan terbuka tujuannya memvalidasi pemahaman murid dan untuk mendorong  murid melihat hubungan antar konsep serta mengembangkan keterampilan kognitif murid, menghargai setiap usaha murid selalu memberi apresiasi terhadap apapun bentuk yang disampaikan murid, terakhir saya memberikan penguatan terhadap materi pelajaran.

Sebelum menutup pelajaran saya mengajak murid-murid melakukan refleksi bertanya tentang yang dirasakan oleh murid-murid selama proses belajar mengajar berlangsung, apa yang dirasakan murid ketika menjadi direktur diskusi, apa kesulitan menjadi direktur diskusi, mengapa mereka merasakan hal tersebut dan bagaimana mereka mengatasi kesulitannya, saya juga bertanya kepada anggota kelompok apa yang dirasakan ketika belajar dari temannya, apakah mereka memahami apa yang disampaikan direkturnya, apakah ada kesulitan selama berdiskusi, apa yang membuat mereka paham dan tidak paham, dan bagaimana mereka mengatasi ketika mengalami kesulitan.

Dari kegiatan ini perubahan yang saya rasakan adalah perlahan-lahan kemampuan bernalar murid-murid saya semakin berkembang, murid-murid saya semakin berani, percaya diri dan kolaborasi, ada yang menarik yang saya temukan ketika kegiatan ini, murid laki laki lebih unggul dalam penalaran sementara murid perempuan lebih unggul dalam ketepatan, ketelitian dan kecermatan setiap topik topik baru yang saya ajarkan setiap itu pula murid-murid yang menjadi direktur diskusi berganti-ganti tergantung materinya jika asesmennya berkisar tentang penalaran maka kelompoknya lebih banyak dipimpin oleh murid laki-laki, jika materinya berkisar tentang kecermatan dan ketelitian maka kelompok-kelompoknya banyak yang dipimpin oleh perempuan. Ada yang unik yang saya temukan ketika saya sedang mengajar banyak peserta didik kelas lain yang mendatangi kelas saya dan mengatakan ingin belajar bersama saya. Saya merasa motivasi ini muncul bukan karena saya tetapi karena karena teknik diferensiasi yang memberdayakan murid sehingga mereka menjadi tertantang dengan pengetahuan dan cinta terhadap belajar.

Melalui kegiatan pembelajaran yang saya lakukan secara tidak langsung saya sudah menerapkan strategi diferensiasi, diferensiasi konten terimplemntasi ketika saya memberikan pertanyaan pemantik terkait materi pelajaran, diferensiasi proses terjadi ketika saya berkeliling, mengamati serta memberi pertanyaan untuk mengaktivasi anggota kelompok yang membutuhkan, diferensiasi produk terjadi ketika murid mempresentasikan materi sesuai dengan bakat, minat serta gaya belajarnya.

Dari pembelajaran berdiferensiasi ini saya memetik pelajaran bahwa sebagai guru seyogyanya saya harus mampu melihat keberagaman murid-murid saya dari semua aspek, dan menjadikan aspek aspek tersebut menjadi sebuah kekuatan, sehingga jika kekuatan tersebut dikumpulkan akan merdampak kepada meningkatkannya kemandirian, percaya diri, kolaborasi, bernalar kritis, beriman serta beraklak mulia pada diri murid, hal lain yang saya sadari dalam penerapan pembelajaran berdiferensiasi ini adalah sebagai guru saya perlu terus berlatih mengajukan ragam pertanyaan, pertanyaan-pertanyaan yang membuka kesempatan untuk berekplorasi dan investigasi serta pertanyaan yang mengandung diskusi dan kemungkinan pertanyaan tersebut juga memunculkan pertanyaan baru, sehingga membantu murid-murid saya mengembangkan keterampilan berpikirnya memberikan tantangan belajar yang bervariasi dapat menumbuhkan motivasi intrinsik dalam diri peserta didik untuk menjelajahi pengetahuan dan menumbuhkan kesadaran untuk belajar.

Setiap kali selesai mengajarpun saya selalu berefleksi dan selalu menanyakan kepada murid-murid apa yang sudah baik, apa yang harus saya perbaiki dengan cara mengajar saya, apakah terlalu cepat atau terlalu lambat, saya perlu mengetahui umpan balik dari murid-murid saya kemudian umpan balik tersebut saya jadikan sarana untuk merefleksi diri saya untuk memberikan pengajaran yang lebih baik kedepannya sehingga saya bisa mengakomodir seluruh kebutuhan dan keberagamana murid terutama melakukan pembelajaran yang berdiferensiasi.

 

Bagikan artikel ini :

(0) Komentar

Silakan login untuk dapat berkomentar!

Artikel Lainnya

BLI STANA GIRI UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI LITERASI
SIK ASIK BELAJAR BAHASA INGGRIS
Peningkatan Hasil Belajar Kelas V Dalam Pembelajaran Tematik Dengan Metode THINK PAIR SHARE
SOSIALISASI KODE ETIK (DeTik)
Document