Home

Donasi Login Register
Artikel
Ery Isdhianti
pada 15 March 2023 | Kelas Kemerdekaan

Strategi Kompak untuk Meningkatkan Belajar Murid

Strategi Kompak untuk Meningkatkan Belajar Murid

Oleh

Ery Isdhianti, S.Pd.

Guru Kelas SDN Tambangan 02 Mijen Kota Semarang



 

Saya adalah guru Sekolah Dasar Negeri Tambangan 02 Kecamatan Mijen Kota Semarang, Jawa Tengah. Kecamatan Mijen merupakan wilayah paling tinggi di Kota Semarang dengan ketinggian 311 mdpl. Sekolah saya berada di sekeliling hutan jati yang orang tua murid bekerja sebagai buruh ternak dan buruh perkebunan. Sebagai guru wiyata saya banyak memikul tugas tambahan sebagai pembukuan BOS, pembuku PBOS, pembuku ASET, dan membantu administrasi TU pada saat itu. Di akhir pekan saya gunakan untuk kuliah S1 PGSD. Bisa dibayangkan bagaimana saya mengajar pada saat itu. Anak-anak pasti menderita belajar karena ulah saya. Saya hanya memberikan tugas dan menemani murid-murid agar tidak ramai karena pekerjaan tambahan yang selalu saya kerjakan di kelas karena dateline yang harus segera dikumpulkan di Dinas Pendidikan Kota.

Akhirnya pandemi datang yang menyebabkan siswa tidak bisa belajar mengajar secara tatap muka. Banyak sekali permasalahan-permasalahan yang dihadapi selama pembelajaran secara daring. Saya tidak bisa membuat video pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan murid di kelas saya. Tidak bisa melakukan zoom, tidak bisa membuat RPP daring, apalagi membuat animasi maupun game online seperti quizizz ataupun kahoot. Pertama kali saya ingat sekali, saya hanya memberikan tugas kepada siswa hanya menonton televisi yang disiarkan untuk murid-murid kelas rendah dan memberikan mereka soal-soal yang berkaitan dengan cerita pada cerita yang ada dalam televisi tersebut. Memfoto soal-soal tambahan dan dikumpulkan setiap Sabtu.

Belajar membuat video pembelajaran yang sesuai materi itupun kalau tidak ada tugas tambahan yang harus saya selesaikan. Lama-lama banyak orang tua siswa yang terdampak akibat pandemi. Para orang tua siswa yang sebagian besar adalah buruh banyak yang menganggur karena tidak adanya pembeli sehingga mereka dirumahkan. Akibatnya berdampak sangat besar sekali bagi murid-murid saya yang tidak bisa membeli pulsa dan kuota. Walaupun ada bantuan kuota belajar tetapi itu tidak bisa membantu banyak.

Akhirnya saya hanya memberikan lembar-lembar soal yang diambil siswa setiap hari Senin dan dikumpulkan di sekolahan setiap hari Sabtu dengan protocol kesehatan yang sangat ketat tentunya. Kebanyakan tugas-tugas murid dikerjakan oleh orang tua karena terkadang siswa tidak mau mengerjakan dengan berbagai alasan. Tes ulangan dan tes penilaian akhir semester pun dikerjakan di rumah. Untuk dilakukan secara zoom tidak memungkinkan karena banyak murid yang terkendala dengan gawai serta kuota internet.

Akhirnya saya dipanggil untuk mengikuti pendidikan profesi guru pada tahun 2022. Pada saat saya mengikuti PPG tugas-tugas tambahan akhirnya diserahkan semua ke guru-guru lain. Dosen pembimbing yang selalu bingung karena saya benar-benar tidak menguasai pengajaran sehingga beliau-beliau memberikan pengarahan untuk membaca pedagogik serta teman-teman di kelompok PPGJ mengajari dan membimbing dengan sabar.

Tantangan-tantangan pada saat PPL mendorong saya untuk belajar berbagai permainan baik teknologi maupun tradisional. Melihat dari youtube dan google untuk mengembangkan diri. Salah satunya adalah mengikuti Wardah Inspiring Teacher 2022. Dari Wardah Inspiring Teacher saya mulai belajar bagaimana mengetahui karakter peserta didik. Cara membuat modul ajar walaupun saya tau hasil yang saya kerjakan jauh dari kata tidak bagus dan tidak sesuai. 

Saya masih bingung dalam cara membuat kanvas, modul ajar yang sesuai, membuat penilaian, bahan ajar, materi ajar serta game-game interaktif yang membuat murid-murid menjadi lebih aktif. Banyak hal-hal yang tidak saya kuasai.

Akhirnya saya mengikuti pengembangan diri lainnya selain Wardah Inspiring Teacher, seperti pelatihan pembuatan media ajar dengan Canva, Quizizz, dan masih banyak lagi untuk menunjang saya dalam pembelajaran belajar dan mengajar di kelas. Banyak murid yang termotivasi selama pembelajaran. Ternyata membuat mereka bahagia selama pelajaran berlangsung memotivasi saya untuk lebih untuk belajar lagi dan lagi.

Sebelum memulai pembelajaran, saya memberikan kebebasan murid untuk memilih kelompok belajar dan bekerja. Hal ini akan berpengaruh dalam kelancaran berkomunikasi secara awal agar anak terlatih dalam berkomunikasi dan berbagi antara satu dengan yang lain.  Melibatkan murid dalam belajar mengajar ada di dalam modul Wardah Inspiring Teacher yaitu Asesmen Diagnosis untuk Mengenali Murid yang mulai saya terapkan di dalam kelas.

Modul ini mengajarkan untuk melibatkan murid dalam merencanakan pembelajaran. Saya mencoba menawarkan kepada murid apakah mereka memilih kelompok belajarnya sendiri, menurut nomor yang diperoleh, atau memilih sesuai dengan kehendak para murid. Ternyata mereka lebih nyaman dalam belajar bersama sehingga komunikasi pun berjalan dengan baik selama bekerja dalam kelompok.

Sebenarnya modul proyek yang saya buat pada pelatihan ini pun jauh dari kata benar. Hampir semua yang saya buat masih saya coba untuk saya tulis. Murid sementara hanya melakukan proyek yang saya berikan. Saya yang belum bisa mengajak murid-murid untuk melakukan proyek yang ada disekitar para murid tinggal pada saat melaksanakan kegiatan proses fotosintesis.

Pada tulisan ini saya menuliskan praktik baik yang saya alami selama melakukan pembuatan modul ajar proyek pada intrakurikuler pelajaran IPAS, Bab I tentang proses Fotosintesis pada tumbuhan dan pengaruhnya pada makhluk hidup lain secara presentasi yang mereka lihat pada video yang saya tayangkan pada LCD.

Setelah membentuk kelompok berdasarkan kesepakatan murid, saya meminta murid dalam setiap kelompok untuk menuliskan apa saja yang ada dalam informasi di video pembelajaran dan turun ke lapangan untuk melihat bentuk stomata secara penglihatan langsung oleh mata dan hasil dari mikroskop dari video yang ditayangkan. 

Walaupun hal ini bisa dilihat dari tumbuhan air yang dibungkus dengan plastik transparan dan di tali agar oksigen bisa terlihat pada titik-titik uap yang ada di sekitar plastic, tetapi karena tempat tinggal murid-murid yang jauh dari sawah ataupun sungai sehingga saya tidak berani untuk meminta murid melakukan proyek tersebut.

Yang saya lakukan hanya meminta murid dalam pengamatan pada video apa yang akan terjadi apabila tumbuhan atau produsen tidak ada di sekitar kita. Dengan mengajak siswa berpikir kritis dan menyuruh mereka membuat majalah dinding dan mempresentasikan hasil dari pemikiran yang mereka dapatkan dalam tayangan video.

Dari kegiatan pembuatan mading ini, para murid mendiskusikan hasil dari tayangan video dan mengolahnya menjadi tulisan yang indah, bermanfaat untuk murid-murid yang lain, dan mengembangkan kreativitas murid dalam mengolah informasi.

Setelah mereka mendiskusikan dan menuangkan ide-ide yang ada dalam pikiran mereka, mereka pun ada yang membuat tulisan, ada yang menggambar, ada yang menghias kertas, ada yang membuat lipatan-lipatan penghias agar lebih indah. Mereka memberikan kesempatan kepada teman-teman yang ada dalam kelompok untuk mengeksplorasi kemampuan mereka.

Setelah mading tentang fotosintesis jadi, para murid yang ada dalam tiap-tiap kelompok mempresentasikan hasil dari pengamatan mereka yang ada di video pembelajaran maupun yang ada di lapangan dengan percaya diri dan benar.

Setelah murid-murid mempresentasikan saya pun bertanya kepada mereka, apakah kalian mengerti dan paham akan pembelajaran hari ini? Merekapun bilang bahwa mereka sangat menyukai pembelajaran yang mereka lakukan. Apakah kalian suka dan bahagia dalam melakukan pembelajaran kali ini? Mereka pun juga bilang kalau mereka senang dan bahagia.

Setiap kelompok bekerja secara bersama-sama. Apabila saya menanyakan kepada ketua kelompok mereka, apakah ada yang hanya diam saja dan mengganggu selama membuat mading? Mereka selalu bilang bahwa kelompok mereka bekerja semua dan tidak ada yang bermain sendiri. Metode ini saya beri nama Kompak yang saya ambil dari kata Komunikasi Kelompok.

Dari metode Kompak ini meningkatkan komunikasi dalam kelompok. Mereka bekerja dengan keterampilan yang mereka kuasai. Saya sebagai guru sangat terbantu dengan pembelajaran yang aktif dan kreatif dengan adanya kegiatan Wardah Inspiring Teacher ini. Saya terbantu dengan pengembangan PPG saya dan pengembangan diri secara maksimal.

Keuntungan bagi murid dengan adanya pembelajaran yang saya ikuti adalah mereka menjadi aktif dalam kelompoknya, berkomunikasi dengan baik, merencanakan dan melaksanakan pekerjaan mereka dalam kelompok dengan baik. Berbagi tugas dan mempresentasi dengan percaya diri sehingga proses belajar menjadi baik. Walaupun modul ajar proyek saya belum mengajak murid untuk berpikir kritis dengan melihat kemampuan dan pengalaman pada lingkungan sekitar dalam proses fotosintesis untuk kehidupan makhluk hidup disekitarnya jauh dari kata penugasan proyek secara PBL, tetapi dalam pelaksanaan yang Wardah Inspiring Teacher berikan mampu mengubah saya menjadi pribadi guru yang mengenal pembelajaran secara aktif. Membuat kelas saya lebih berwarna di setiap kelompok yang menjadikan saya akan selalu belajar dan belajar seperti pepatah dari Ki Hajar Dewantara, bahwa belajar sepanjang hayat untuk menjadikan semua murid adalah guru bagi kita untuk selalu semangat dalam belajar.

Wardah Inspiring Teacher mengubah cara saya yang tidak mau belajar dan tidak mau mengikuti zaman dan kodrat anak-anak akhirnya mengetuk pintu hati saya untuk belajar dan belajar lagi. Belajar sepanjang hayat untuk tidak ketinggalan zaman dengan siswa-siswi yang semakin modern dalam cara belajarnya. 


 

 


 

 

 

Bagikan artikel ini :

(0) Komentar

Silakan login untuk dapat berkomentar!

Artikel Lainnya

Perspektif Adat Nyadran Masyarakat Balongdowo dan Pengaruhnya dalam Era Modernisasi
Berliterasi dengan Sahabat Pena
Pembelajaran yang Menyenangkan: Menciptakan Pengalaman Belajar yang Positif dan Efektif
PRAKTIK BAIK METODE ATAP “DIGIVICE” (DIGITAL CLASS OF VIRTUAL INTERACTIVE, CREATIVE AND EFFECTIVE)
Document