Home

Donasi Login Register
Read Event

Deskripsi Event

Press Release

Komunitas Guru Belajar Nusantara 

Menyenangkan, Itu Kuncinya

 

Pernahkah Anda menjadi anak yang tidak bisa membaca, menulis, dan menghitung (calistung)? Sebagian pasti pernah mengalaminya. Calistung seolah jadi beban. Anda dipaksa bisa calistung padahal belum waktunya. Anda pun diminta menghafal dan membaca padahal tidak paham maksudnya. Anda juga pernah diminta menghitung padahal belum tahu aplikasi dan peruntukkannya. Efeknya bisa bermacam-macam dan terendap lama. Menjadi beban dan tumpukan problematika yang berpengaruh secara emosional dan sosial. Anda merasa tidak percaya diri dan menganggap bahwa belajar di sekolah itu menakutkan. Tidak sesuai dengan minat, membosankan, dan ingin cepat-cepat ditinggalkan. Bel istirahat dan pulang jadi momen paling ditunggu. Begitukah?
Ingat baik-baik kapan itu terjadi dan bagaimana dampaknya di sepanjang Anda menempuh pendidikan?
Dampak yang tentunya tidak ingin kita bebankan kepada anak-anak kita. Generasi yang akan mendapat tantangan lebih besar di masa depan. Tentu, kondisi ini harus dicarikan solusinya.
Dari latar belakang itulah, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melakukan gerakan untuk merubah paradigma dan miskonsepsi yang terjadi. Salah satunya melakukan metamorfosa pendidikan anak usia dini (PAUD) yang lebih baik. Pendidikan yang lebih menyenangkan dan berpihak pada anak.

*Komitmen Bersama*

Dalam kegiatan Komitmen Bersama Bunda PAUD untuk mendukung Gerakan Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan, 6-7 Juni 2023 di Jakarta, ada sebuah kesepahaman dan penegasan bahwa anak bukan lagi objek, melainkan subjek pendidikan. Termasuk mereka yang kini masuk jenjang PAUD. Di tangan merekalah, masa depan Indonesia Emas 2045 ditentukan. 
Anak-anak yang kini masih bermain dan belajar bersama guru-guru hebat akan menjadi generasi penerus yang bakal menentukan masa depan bangsa di masa yang akan datang.
Komunitas Guru Belajar Nusantara (KGBN) mendukung penuh komitmen bersama dan gerakan ini. "Dalam semangat merdeka belajar dan merdeka bermain, kami mengapresiasi langkah pemerintah dalam hal ini Kemendikbudristek dalam upaya menciptakan transisi PAUD ke SD yang menyenangkan," ujar Devy M. Ystykomah, Wakil Ketua Umum KGBN yang turut hadir dalam acara ini.
Devy mengatakan, gerakan bersama ini sangat penting karena jangan sampai ada lagi miskonsepsi yang terjadi di lingkungan belajar. Terutama untuk anak-anak.
Menurutnya, anak tidak boleh ada yang mengalami trauma belajar sehingga ke depan bisa menjadi pembelajar yang lebih baik dan bertanggung jawab. "Kalau sejak awal, sejak dini, belajar itu menyenangkan, tentu anak akan semakin semangat belajar di jenjang-jenjang berikutnya," imbuhnya.
Hal senada diutarakan Nadiem Makarim, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Dalam sambutannya, Mas Menteri, sapaan Nadiem, mendorong perubahan paradigma dalam pembelajaran anak usia dini. Ada sejumlah  miskonsepsi yang harus dihilangkan.
Seperti di antaranya tes calistung saat masuk SD. "Itu dilarang. Tidak ada lagi tes calistung untuk masuk SD," tegasnya.
Bukan melarang calistung diajarkan dalam PAUD, namun Mas Menteri menyatakan bahwa caranya yang harus diubah. Yakni, dengan tidak menjejali anak dengan menghafal huruf dan angka, melainkan pemahaman yang holistik mengenai literasi dan numerasi yang disajikan dengan cara yang interaktif dan menyenangkan sesuai kemampuan anak. Termasuk dalam kaitannya dengan kompetensi sosial dan emosional mereka. "Kuncinya itu, menyenangkan," bebernya. 
Dia juga meyambut baik, dalam gerakan transisi ini juga ada keselarasan dan keberlanjutan antara PAUD dan SD. Terutama untuk jenjang SD di level awal. Di mana, anak pasti akan membutuhkan adaptasi untuk berada di lingkungan belajar yang baru.
Ibu Negara Iriana Joko Widodo menambahkan bahwa anak harus mendapat kesempatan yang sama untuk masuk jenjang SD/MI. "Termasuk mereka yang sebelumnya tidak dapat kesempatan masuk PAUD," ujarnya.

Digelar selama dua hari, dalam acara Komitmen Bersama Bunda PAUD untuk mendukung Gerakan Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan ini, setidaknya dihadiri 600 peserta. Mulai dari Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Indonesia Maju (OASE-KIM), Bunda PAUD dari seluruh penjuru Nusantara, mitra strategis pemerintah dan organisasi profesi guru, serta sejumlah stakeholder dunia pendidikan, melakukan komitmen bersama. Dimana di dalamnya ada poin-poin komitmen yang disepakati dengan cara melakukan advokasi kepada masyarakat untuk menerapkan tiga target perubahan pada PAUD, SD, dan MI. Yakni:
1) Tidak menerapkan calistung sebagai syarat masuk SD. 2) Melakukan proses pengenalan sekolah di awal tahun pembelajaran. 3) Menerapkan proses pembelajaran yang efektif dan menyenangkan yang fokus pada seluruh kompetensi fondasi anak.
Oleh karena itu, KGBN pun siap memberikan dukungan dalam mewujudkan komitmen ini sehingga nantinya bisa terselenggara lingkungan pembelajaran yang semakin kondusif dan berpihak kepada anak. Pendidikan yang membentuk anak yang cerdas sekaligus punya kepribadian serta budi pekerti luhur dan kepekaan sosial-emosional tinggi.

Panjang umur perjuangan!
Salam Merdeka Belajar, Merdeka Bermain!
Salam Transisi!

Document