Home

Donasi Login Register
Artikel
Nenik Prihartini, S.Pd.
pada 6 October 2022 | Kelas Kolaborasi

Praktik Baik Penguatan Projek Profil Pelajar Pancasila di SMAN 51 Jakarta

Praktik Baik Penguatan Projek Profil Pelajar Pancasila di SMAN 51 Jakarta

Oleh: Nenik Prihartini, S.Pd

 

Membangun pribadi yang demokratis merupakan salah satu fungsi pendidikan nasional seperti yang tercantum dalam pasal 3 UU Nomor 20/2003 tentang Sisdiknas. Selain pengembangan nilai-nilai demokrasi dalam pembentukan mental peserta didik sesuai nilai-nilai demokrasi, demokrasi di sekolah juga mencakup proses pembelajaran untuk meningkatkan kualitas hasil belajar. Hal ini diantaranya adalah untuk menyikapi persoalan yang tentunya tekait dengan nilai-nilai demokrasi dalam hal ilmu pengetahuan. Kegiatan project ini berkaitan erat dengan pembelajaran tentang pendidikan demokrasi yang lebih mengedepankan penanaman nilai-nilai demokrasi kepada anak, sehingga para peserta didik akan memahami perilaku-perilaku positif dalam kehidupan berdemokrasi. Untuk aspek pendidikan, proyek penguatan profil pelajar Pancasila merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Kurikulum Merdeka. Proyek penguatan profil pelajar Pancasila menjadi penting dilaksanakan untuk memberi kesempatan kepada peserta didik “mengalami pengetahuan” sebagai proses penguatan karakter sekaligus kesempatan untuk belajar dari lingkungan sekitarnya. Dalam kegiatan proyek ini, peserta didik memiliki kesempatan untuk mempelajari tema-tema atau isu penting sehingga peserta didik bisa melakukan aksi nyata dalam menjawab isu-isu tersebut sesuai dengan tahapan belajar dan kebutuhannya.

Di tahun ajaran baru saat implementasi kurikulum merdeka semuanya sibuk mempersiapkan diri, termasuk sekolah kami. Berbagai pertanyaan muncul di benak saya karena belum sepenuhnya memahami tentang konsep serta pelaksanaan dari kurikulum merdeka ini. Contohnya; (a) Apa yang dimaksud dengan Kebijakan Pemulihan Pembelajaran?, (b) Apakah yang dimaksud dengan Kurikulum Merdeka?, (c) Mengapa kita memerlukan Kurikulum Merdeka?, (d) Apa pergantian ini tidak terlalu cepat? Kesannya seperti "Ganti Menteri Ganti Kurikulum", (e) Mengapa Kurikulum Merdeka dijadikan opsi? Mengapa tidak langsung ditetapkan untuk semua sekolah? dan masih banyak lagi, ditambah lagi kepala sekolah memberikan tugas tambahan kepada saya sebagai staf kurikulum dan koordinator penguatan project profil pelajar Pancasila. Seperti mengepul asap di otak saya.  Bingung untuk memulai darimana? Saya mencoba membaca beberapa panduan tentang implementasi kurikulum merdeka, saya juga banyak belajar dari aplikasi Youtube. Saya bergabung dengan komunitas, rajin mengikuti workshop mandiri tentang IKM dan saya memanfaatkan Platform Merdeka Mengajar dari kementerian. Dari sanalah saya mulai menemukan titik terang. Saya banyak mendapatkan masukan dan saran dari teman dari berbagai daerah. Saya banyak mendapatkan pengalaman berbagi praktik baik dari sekolah-sekolah di seluruh Indonesia.

Namun dalam perjalannya kesana bukanlah perkara mudah. Banyak hambatan dan rintangan yang saya hadapi. Salah satunya adalah ketidaksepahaman tentang konsep dari IKM ini, baik itu dalam penerapan intrakurikuler maupun penguatan project profil pelajar Pancasila. Terjadi miskonsepsi antara saya dengan wakil bidang kurikulum dan juga rekan sesama koordinator project dan fasilitator. Mulai dari penyusunan jadwal, pembagian jam juga kurangnya pembimbing yang mengajar di kelas. Dalam posisi ini saya tidak bisa meneruskan pembuatan materi karena pemahaman dari masing-masing individu berbeda. Contohnya ketika menentukan tema project, saya yang kebetulan diberikan tugas menjadi koordinator project dan juga dua teman dengan tugas yang sama mengalami miskonsepsi dalam menetukan tema dan merancang modul ajar serta materi untuk kegiatan project ini. Kami bingung memetakan mata pelajaran yang akan menjadi tema project nantinya.

Akhirnya saya berinisiatif untuk mengadopsi modul dari sekolah lain dan saya modifikasi, menyesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan juga kondisi lingkungan sekolah. Saya berkoordinasi dengan kepala sekolah, wakil bidang kurikulum dan rekan sejawat yang mendapat tugas sebagai fasilitator/pembimbing di kelas. Akhirnya kami duduk Bersama antara pimpinan, wakil bidang kurikulum, ketua project, koordinator project, fasilitator dan wali kelas, untuk menyamakan persepsi. Kami banyak mendapatkan arahan dari pimpinan dan kami saling bertukar pendapat untuk sampai pada satu tujuan project. Saya sampaikan bahwa untuk mengatualisasikan project kita harus bermitra dengan pihak luar sekolah/lembaga yang terkait dengan tema yang disepakati di sekolah kami. Saya mohon ijin kepada pimpinan untuk dipertemukan dengan komite sekolah, saya sampaikan program sekolah dan saya melakukan audensi tentang kebutuhan sekolah terkait pelaksanaan project profil pelajar Pancasila ini.

Saya presentasikan hasil modifikasi modul ajar untuk project yang sudah saya buat dan meminta mereka untuk memberikan masukan dan saran. Saya bersyukur, akhirnya usaha saya menemui titik terang. Kepala sekolah memutuskan bahwa untuk project yang pertama mengambil tema “Suara Demokrasi”. Tema ini dipilih karena ada keterkaitan dengan kegiatan pencaposan dan pemilihan ketua OSIS dan wakil ketua OSIS untuk periode 2022-2023. Saya kemudian membuat materi ajar mulai dari tahapan pengenalan, kontekstual, aksi hingga refleksi yang disesuaikan dengan kondisi sekolah. Ternyata, niat saya direspon baik dan komite sekolah bersedia membantu. Saya dimudahkan dalam hal akses ke Lembaga yang terkait dengan tema project yang pertama yaitu “Suara Demokrasi” ini. Saya mendapat kesempatan bisa bertemu langsung dengan Ketua KPU Jakarta Timur dan para dosen dari Universitas Indraprasta yang dengan senang hati mendukung serta berkolaborasi dengan sekolah kami dalam rangka Implementasi Kurikulum Merdeka dan salah satunya adalah pelaksanaan Penguatan Project Profil Pelajar Pancasila. Pendidikan harus tetap berjalan. Seiring dengan adanya pandemi, pendidikan pun harus mengikuti perubahan dunia dengan peradaban yang kian maju dan berkembang.

Alhamdulillah, saya bisa bermitra dengan Ketua KPU Jakarta Timur yang bisa turut berkolaborasi memberikan materi pemahaman tentang pentingnya berdemokrasi dan menggunakan hak pilihnya dalam PEMILU. Bahkan setelah kegiatan tersebut KPU mendapat banyak undangan ke sekolah-sekolah sebagai bentuk edukasi tentang pentingnya berdemokrasi sejak dini, salah satunya demokrasi di sekolah melalui kegiatan pemilihan ketua OSIS dan wakil ketua OSIS. Bukan hanya dengan KPU saa saya juga mendapat respon positif dari Komite Sekolah, dan saya mendapat dukungan penuh untuk melakukan kegiatan project ini. Secara kebetulan, pengurus Komite Sekolah adalah seorang dosen yang sangat mengerti bagaimana pentingnya pendidikan demokrasi di kalangan remaja. Saya mendapat apresiasi dari Komite Sekolah, bahkan sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat, mereka bersedia membantu dalam hal tenaga maupun materi. Ini sangat luar biasa menurut saya, karena dalam melaksanakan program ini saya dibantu dengan ketersediaan nara sumber dan juga pembiayaan. Mereka juga menawarkan diri untuk menjadi mitra sekolah sebagai bentuk tugas dan peran dosen untuk melaksanakan pengabdian masyarakat.

Komunikasi yang baik akan menalin hubungan yang baik. Hal yang patut saya banggakan setelah kegiatan project dengan tema “Suara Demokrasi” adalah saya mendapatkan banyak dukungan dari berbagai pihak. Diantaranya adalah dari kepala sekolah, para guru dan juga wali kelas, KPU Universitas Indraprasta, Komite Sekolah, bahkan Suku Dinas Jakarta Timur dan UP Angkutan Sekolah. Respon positif tersebut secara pribadi memotivasi diri saya untuk terus berkontribusi terhadap sekolah dan masyarakat di bidang pendidikan. Saya semakin percaya diri untuk memulai hal-hal positif untuk memajukan dunia pendidikan melalui SMAN 51 Jakarta di tempat saya bekerja saat ini. Ada hal yang membuat saya sangat bangga, yaitu ketika hasilnya sungguh luar biasa. Yaitu ketika melihat dan menyaksikan betapa antusiasnya peserta didik mengikuti kegiatan project ini. banyak sekali ide-ide atau gagasan yang mereka tuangkan dalam proses pembelajaran project. Bahkan pada saat aksi nyata, mereka sudah sangat mahir mengemas kegiatan mulai dari tujuan, perencanaan, pembagian tugas, pelaksanaan dan evaluasi. Dari ide-ide peserta didik semakin menambah keyakinan saya bahwa setiap anak itu unik dan dengan karakteristik yang berbeda mereka bisa berkolaborasi menuangkan ide dan gagasannya yang sangat luar biasa. Kami mendapat apresiasi dari Ketua KPU dan Komite Sekolah untuk pelaksanaan project di SMAN 51 Jakarta sudah bisa dikatakan berhasil dalam implementasi kurikulum merdeka. Projek penguatan ini dapat menginspirasi peserta didik untuk memberikan kontribusi dan dampak bagi lingkungan sekitarnya. Hal ini terlihat ketika peserta didik sangat antusias mengerjakan seluruh rangkaian kegiatan project mulai dari tahapan pengenalan, kontekstual, aksi dan refleksi. Untuk tema yang pertama “Suara Demokrasi” peserta didik sangat terampil berperan sebagai penyelenggara PEMILU dan juga sebagai pemilih yang menggunakan hak pilihnya dalam pelaksanaan PEMILU. Diantara mereka bahkan ada yang menawarkan diri menjadi relawan untuk pelaksanaan PEMILU tahun 2024 mendatang. Ini terbukti bahwa terdapat prinsip-prinsip utama dalam proyek penguatan profil pelajar Pancasila yaitu bersifat holistik, kontekstual, berpusat pada peserta didik, dan eksploratif.

Proyek penguatan profil pelajar Pancasila sangat bermanfaat bagi peserta antara lain untuk memperkuat karakter dan mengembangkan kompetensi sebagai warga dunia yang aktif, melatih kemampuan pemecahan masalah dalam berbagai kondisi, serta memperlihatkan tanggung jawab dan kepedulian terhadap isu di sekitar. Bahkan hasil laporan project ini nanti akan menjadi salah satu pertimbangan peserta didik untuk melamar suatu pekerjaan saat mereka dewasa nantinya. Dalam kegiatan project ini juga terdapat unsur edukasi, sosialisasi dan penerapan nilai-nilai moral dalam kehidupan sehari-hari dalam hal demokrasi, sehingga peserta didik memahami dan ikut terlibat dalam kehidupan demokrasi. Kata kuncinya adalah dalam melaksanakan suatu program tidak harus sempurna, namun dalam setiap pelaksanaan program ada evaluasi dan refleksi agar bisa melakukan perbaikan di masa yang akan datang. Lakukan dengan berbagai upaya dengan tetap berpegang teguh pada komitmen. Dukungan seluruh warga sekolah menadi salah satu penyemangat saya agar bisa memberikan yang terbaik untuk sekolah demi terciptanya profil pelajar Pancasila dan untuk kemajuan Pendidikan di Indonesia.

Bagikan artikel ini :

(0) Komentar

Silakan login untuk dapat berkomentar!

Artikel Lainnya

Guru Tamu ( Edisi Kesehatan di Masa Pubertas )
KURIKULUM MERDEKA WUJUDKAN PROFIL PELAJAR PANCASILA
Pendidikan Moral Harus Diterapkan Sedini Mungkin
Berbagi Praktik Baik Dengan Rekan Sejawat: Sosialisasi Membuat Kesepakatan Kelas Bersama Rekan Sejawat Di SMK Negeri 13 Medan
Document